Jumat, 11 Desember 2020

 

"Aku, Bidikmisi, dan Masa Depan"


Pendahuluan

 

A. Latar Belakang masalah

"Aku" merupakan kata ganti orang pertama yang bersinonim dengan "Saya", "Hamba", dan "Beta". Penggunaan kata "Aku" untuk ditujukan pada diri sendiri.

Bidikmisi merupakan upaya untuk menempuh perguruan tinggi dengan calon mahasiswa bidikmisi memiliki kemampuan yang tinggi namun kurang mampu secara ekonomi. Program bidikmisi sendiri sudah diluncurkan pada tahun 2010 pada pemerintahan Presiden SBY diera menteri pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh. Bidikmisi memiliki semboyan "Menggapai Asa, memutus rantai mata kemiskinan" yang memiliko makna yang sangat pro kepada rakyat kecil.

Masa Depan merupakan masa yang akan terjadi dalam waktu panjang kedepan, dimana dimasa itu kehidupan seseorang baik maupun buruk dari apa yang telah dipelajari dimasa lalu dan apa yang dikerjakannya pada masa sekarang.

"Aku, Bidikmisi, Masa Depan" merupakan kata-kata yang menunjukkan kita yang bisa dikatakan kurang mampu dalam hal ekonomi, bisa mendapatkan beasiswa bidikmisi, juga sama mempunyai peluang berkesempatan memiliki masa depan yang gemirlang seperti orang lain yang mampu dalam hal ekonomi. Bidikmisi juga salah satu beasiswa yang diluncurkan pemerintah untuk terwujudnya tujuan mulia yaitu mewujudkan lulusan wisudawan yang memiliki potensi didalam bidang yang diminati atau diikuti yang memperbaiki pendidikan, ekonomi, serta memajukan Indonesia dimasa depan nanti. Kemungkinan-kemungkinan lulusan Bidikmisi juga bisa menjadi pemimpin negeri dimasa depan nanti.

  Potensi-potensi tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan pada masa kuliah, sehingga bisa menjadi peluang untuk sukses pada masa kuliah, sehingga bisa menjadi peluang untuk sukses dimasa muda. Akan tetapi, potensi-potensi untuk berprestasi tidak begitu dimanfaatkan oleh mahasiswa bidikmisi. Masalah ini disebabkan oleh kurangnya kepeduliaan untuk terus menerus berkarya selagi masa kuliah dan bukan hanya terfokus dengan mata kuliah dikampus tanpa memanfaatkan untuk menambah pengalaman untuk berprestasi dan berkarya didalam maupun diluar kampus.

 

B. Urgensi Masalah

Melihat peluang yang ada, sangat disayangkan jika peluang tersebut begitu tidak dimanfaatkan bagi mahasiswa bidikmisi padahal peluang ini dapat menjadi pelatihan dan pengalaman mencari ilmu yang bisa dimanfaatkan didunia kerja nantinya.

Maka dari itu penulisan ini dilakukam untuk memberikan solusi dari masalah kurangnya kepeduliaan pada masa depan apalagi mahasiswa bidikmisi.

 

C. Tujuan masalah

Tujuan dari penulisan ini adalah membuka wawasan dan memanfaatkan masa kuliah (beasiswa bidikmisi) untuk terus semangat berkarya untuk masa depan Indonesia Maju. Disamping itu, terdapat pula hak bagi mahasiswa bidikmisi untuk memanfaatkan segala potensi yang ada, entah itu dalam bakat teknologi seni, dll.



 


ISI

Berdasarkan permasalahan tersebut, muncul lah inisiatif untuk mencari sebuah media informasi cetak maupun online yang berkaitan tentang seminar, talkshow, perlombaan, dll yang berkaitan untuk membuka peluang mendapatkan ilmu dan pengalaman.

Mendapatkan pengalaman dan informasi tentang mahasiswa apalagi yang bidikmisi yaitu dengan salah satu cara yaitu dengan mengkepoin akun medsos organisasi forum atau ikatan atau naungan mahasiswa bidikmisi, apalagi mengikuti organisasi tersebut. Salah satu organisasi yang menaungi mahasiswa bidikmisi ialah "IKMADIKSI" atau kepanjangannya "Ikatan Keluarga Mahasiswa Bidikmisi" Politeknik Negeri Pontianak. "IKMADIKSI" merupakan organisasi mahasiswa bidikmisi yang menaungu mahasiswa bidikmisi Politeknik Negeri Pontianak.

.

 

            Logo IKMADIKSI

 

IKMADIKSI bertujuan selain menaungi mahasiswa bidikmisi juga memberikan informasi yang berkaitan dengan bidikmisi dengan bidikmisi, event, lomba, kegiatan dll. Misalnya salah satu contoh kegiatan IKMADIKSI yang menunjukkan bakat mahasiswa bidikmisi yaitu "Bidikmisi Got Talent" dimana ajang perlombaan bakat yang dimiliki oleh mahasiswa Bidikmisi. Salah satu peserta yang juara yaitu Yasmin Halawa juara 1 dalam bakatnya bernyanyi, Burhami mendapat juara 2 dalam bakat m
emainkan alat musik sape', da
n Ardani mendapat juara 3 d
alam bakatnya yaitu silat.

 

 

 

 


Bahkan ada yang berprestasi mengikuti perlombaan nasional seperti Josua Anes yang mengikut lombai "Cerdas Cermat" dikegiatan Pekan Bidikmisi Nasional 2019 Di UIN Aalauddin di makasar 2019, Shafarudin yang mengikuti lomba "Pidato" dan khairani mengikuti lomba "Essay" yang keduanya berada dikegiatan Pekan Intelektual Mahasiswa Bidikmisi Nasional 2019, di Universitas Teuku Umar Aceh.












Masih banyak mahasiswa-mahasiswa bidikmisi yang berprestasi dinasional maupun diinternasional, dimana semua mahasiswa mempunyai kesempatan seperti itu juga dengan ingin mencoba, rasa ingin tau, memanfaatkan kesempatan yang ada, walaupun gagal tetap bangkit dan terus berusaha untuk masa depan lebih baik.
Bidikmisi banyak melahirkan lulusan mahasiswa terbaik, walaupun Bidikmisi hanya bertahan 10 tahun saja karena akan digantikan yang namanya KIP Kuliah pada tahun 2020 yang merupakan program kerja (kampanye) Presiden RI, Joko widodo.







 



Dalam waktu 10 tahun juga sesuai data 2018, rata-rata IPK Mahasiswa Bidikmisi cukup membanggakan kisarannya 3,21. Berdasarkan data yang sama juga lulusan Bidikmisi tercatat dalam jangka waktu yang singkat bisa memperoleh pekerjaan sekitaran 67% sudah bekerja dan sisa beberala % lainnya melanjuti pendidikan perguruan tinggi dan sedikit yang masih belum bekerja. Lulusan mahasiswa bidikmisi juga kemungkinan nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin di Masa Depan nantinya.


PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan banyaknya peluang yang dimiliki oleh mahasiswa Bidikmisi menjadi peluang besar bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan bakat sebaik mungkin. Kemajuan negeri inni tentu sangat berpengaruh besar oleh tingkat productivitas para anak muda demi masa depan nanti.

Organisasi seperti IKMADIKSI bisa dimanfaatkan sebagai wadah untuk berprestasi dan menambah pengalaman yang tidak didapati dikuliah. Aku, kamu, kita semua mahasiswa bidikmisi mempunyai kesempatan beaar dan peluang untuk menggapai cita-cita yang membawa perubahan diMasa Depan nanti.

 

B. Saran

Untuk meningkatkan peluang tersebut maka harusnya ada kerjasama dari berbagai pihak sangatlah diperlukan untuk meningkatkan prestasi mahasiswa bidikmisi, seperti kerja sama mahasiswa bersama organisasi mahasiswa bidikmisi sama kampus, kampus lainnya, maupun sama pemerintah. Melalui kerja sama ini diharapkan dapat menjadi pintu gerbang bagi mahasiswa untuk berkarya agar demi kemajuan pendidikan, ekonomi, dan kemajuan Indonesia. Khususnya pemerintah lebih membuka peluang- peluang tersebut, sehingga tujuan masa depan "Menggapai asa, memutus mata rantai kemiskinan" cepat tewujudkan.





LAMPIRAN


https://youtu.be/BFTrURWL_7w 


Rabu, 29 Juli 2020

Aksi Sosial Penggalangan Dana Peduli Bencana Banjir Wilayah Kalbar Bersama HMJ AB, HMJ Elektro, HMJ TP, BEM Fakultas Hukum Muhammadiyah, LMI dan Komunitas Mahasiswa Melawi, ACT


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Salam Prestasi, salam penerus generasi 
IKMADIKSI, merangkul dengan hati

            Aksi Sosial Penggalangan Dana Peduli Bencana Banjir Wilayah Kalbar Bersama HMJ AB, HMJ Elektro, HMJ TP, BEM Fakultas Hukum Muhammadiyah, LMI Dan Komunitas Mahasiswa Melawi, ACT adalah suatu kegiatan sosial yang dilakukan oleh beberapa organisasi kampus Politeknik Negeri Pontianak yaitu Ikmadiksi, HMJ AB, HMJ Elektro, HMJ TP, dan organisasi luar yaitu BEM Fakultas Hukum Muhammadiyah, LMI Dan Komunitas Mahasiswa Melawi, ACT. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana banjir di wilayah Kalimantan Barat. Atas musibah banjir yang terjadi dan menimpa mereka, kami menjadi prihatin terhadap kondisi mereka dan melakukan usaha sebisa kami yaitu dengan menggalangkan dana untuk mereka agar mereka mendapat bantuan dan dapat menjalani kondisi mereka yang terkena dampak banjir dengan mudah.



        Rasa simpati terhadap banjir yang terjadi di kalimantan barat dan sekitarnya terus di galakkan, satu diantaranya dilakukan oleh Lembaga kemanusiaan ACT yang berkolaborasi bersama BEM Fakultas Hukum Muhamadiyah, LMI, Komunitas Mahasiswa Melawi dan beberapa organisasi kampus politeknik negeri pontianak diantaranya : HMJ AB, HMJ Elektro, HMJ TP dan IKMADIKSI POLNEP. Mereka melakukan kegiatan Aksi Sosial Pengalangan Dana Peduli Bencana Banjir Wilayah KAL-BAR
Di Simpang 4 Desa Kapur, Simpang 4 Adi Sucipto
Yang dilaksanakan selama 3 hari ( kamis, sabtu dan senin ) tepatnya pada tanggal 23, 25, 27 Juli 2020
Hadirnya kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian sosial guna meringankan beban mereka yang tertimpa musibah banjir khususnya di wilayah kalimantan barat.





            Untuk dana yang kami peroleh, didapatkan dari pengumpulan uang yang kami lakukan dengan meminta sumbangan dari orang orang, dan banyak juga orang orang baik yang menyumbangkan uang untuk membantu meringankan beban saudara kita yang terkena dampak banjir, dan kegiatan ini terbilang lancar dan terbantu dengan adanya anggota anggota dari organisasi Kampus Politeknik Negeri Pontianak dan organisasi luar.
            Para perwakilan anggota organisasi dari Politeknik Negeri Pontianak melakukan persiapan sebelum berangkan dan berkumpul di Gedung Administrasi Bisnis, para perwakilan anggota organisasi polnep diharapkan datang sebelum pukul 14.10 WIB. Seletah pada perwakilan anggota organisasi polnep berkumpul semua, maka mereka dibagi menajadi 2 kelompok yang mana perwakilan dari organisasi Ikmadiksi, HMJ AB, HMJ Elektro, HMJ TP harus saling membaur satu sama lain, itu dimaksudkan untuk menjalin keakraban dan solidaritas antar anggota kelompok. Untuk pembagian Kelompok dilakukan menjadi 2 kelompok yang mana dibagi 2 tempat penggalangan, tempat penggalangan satu dilakukan di Simpang 4 Adi Sucipto, dan tempat penggalangan dua Dilakukan di Simpang Desa Kapur.





            Setelah pembagian kelompok, kami pun berangkat ke lokasi yang sudah ditentukan dan kami berangkat memakai motor masing masing, saat dalam perjalanan kami pun berkendara dengan hati hati. Sesudah sampai dilokasi penggalangan dana, kami melakukan kegiatan galang dana sekitaran jalan dan sekitar lampu merah banyak orang yang berhenti dilampu merah dan menyumbangkan uang kepada kami. Dan seiring berjalannya waktu banyak juga uang yang terkumpul  maka kami pun bersiap siap untuk pulang. Kemudian kami pun pulang ke rumah masing masing.dan untuk dana hasil pengumpulan kami serahkan ke organisasi ACT untuk disimpan dan penyerahan dana akan di lakukan setelah lebaran haji.
              Antusias dan bersemangat untuk saling berbagi. Kagum dalam situasi pandemi seperti saat ini masih ada orang-orang yang rela untuk menyisihkan waktunya demi menolong sesama tanpa paksaan dari pihak manapun. padahal upahnya hanya segelas air agar sedikit dapat mengurangi dahaga ketika turun lapangan. Ketika melaksanakan kegiatan semua anggota harus mematuhi protokol kesehatan yang ada, selama melakukan aksi sosial penggalanagn dana berlangsung semua anggota harus menggunakan masker, membawa handsanitizer dan harus dalam keadaan yang fit. Namun sedikit menyulitkan karna tidak dapat memberikan senyuman manis kepada orang-orang yang telah rela membagi sedikit rizkinya demi senyum orang lain.




            Kegiatan ini juga sangat bagus dalam membuka mata kita terhadap keadaan saudara kita yang terkena dampak bencana. Sekaligus mempererat tali silaturahmi antar organisasi kampus dan oraganisasi luar. Dan mudah mudahan kegiatan ini selalu menjadi panutan kita untuk peduli terhadap sesama.






Dan di sana penulis belajar banyak hal tentang keikhlasan
Apa yang pertama kali orang fikirkan ketika melihat kotak amal? Dan hari itu lengkap.
Ada yang bahagia karna ketika itu dapat berbagi untuk sesama
Ada juga yang benci seolah-olah para penggalang dana itu seperti pengamen yang akan mengambil uangnya. Ada juga yang merasa bersalah karena tidak membawa uang lebih pada hari itu untuk saling berbagi, namun ada juga yang tidak suka sama sekali bahkan membuang muka agar tidak datang padanya. Namun ada hal lain yang mengejutkan , yaitu tentang rasa yakin dan percaya ketika melihat bener yang di bawa. Setelah melihat bener tersebut beberapa orang tanpa berfikir panjang mengeluarkan uang untuk disedekahkan mungkin dengan itu mereka lebih merasa aman dan percaya akan kemana uang itu di gunakan. Yang pasti hari itu bahagia ketika melihat senyum kawan kawan yang bertugas pada hari itu,. semoga Allah subhana wata’ala membalasnya dengan kebaikan





Dari hasil penggalangan dana tersebut sekitar 5,8 juta akan diserahkan kepada komunitas kemanusiaan ACT pontianak sebagai pemimpin kegiatan aksi sosial tersebut.
“Alhamdulillah kegiatan Pengalangan Dana berjalan dengan lancar dan berkolaborasi dengan ormawa di polnep maupun diluar, suatu kebanggaan bisa bekerja sama dengan ormawa dan saling membantu itu utama dari kegiatan ini” kata Putria selaku Ketua Pelaksana kegiatan ini.
”Kalo ditanya pendapat tentang galang dana kemaren, jelas abg 100% mendukung hir, krn jelas siapa yg melakukan dan tujuannya seperti apa. Pesan untuk semuanya, luruskan niat krn Allah utk membantu saudara kite yg lagi kesusahan. Kesannya, sangat luar biase sekali ya Karena yg turun aksi dari banyak komunitas, saling kerjesame tanpa melihat logo komunitas masing-masing” Kata Juma’in Partnership ACT.


Hasil dokumentasi
https://drive.google.com/folderview?id=1cJFWWl8AhORR3Dk1MGV9iOhxVE4mga3B


Penulis
Sumarni
Widia Asih


Dokumentalist Bidang Media dan Informasi
Rolikus
Aisyah
Natalia
Widia Asih
Reza Febriandi
Hendi Kurniawan
Tolib


Penanggungjawab Dokumentasi Bidang Media dan Informasi
M. Tohir (Kabid Media dan Informasi)


Jumat, 29 Mei 2020

Si Pejuang Tangguh Menggapai Masa Depan Cerah - Juara 1 HUT IKMADIKSI

Juara 1 Cerita Inspiratif dalam Rangka HUT IKMADIKSI ke-6


Si Pejuang Tangguh Menggapai Masa Depan Cerah
                                           Penulis     : Yesita Listary
                                          Jurusan     : Akuntansi
                                          Prodi        : Akuntansi Keuangan (D3)

Malam yang sunyi ditemani suara jangkrik yang mengerik dengan bahagia. Memandangi ribuan bintang di atas sana yang seakan melambai dan memberikan senyuman dengan kedipan semangat. Sejenak ia terdiam mengikuti bayang-bayang yang membawanya ke alam bawah sadar, mengingatkan kembali memori hidup yang penuh dengan perjuangan, harapan, cita-cita, dan impian besar yang selalu ia katakan kepada bintang di langit borneo.
Muhammad Ali, yang akrab dipanggil Ali. Lahir pada tanggal 10 November 1964. Ali adalah anak kedua dari lima bersaudara. Ali terlahir dari keluarga yang sederhana bahkan dapat dibilang serba kekurangan. Ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan yang serabutan. Mungkin dalam sebulan hanya tiga hingga lima kali mendapat panggilan mengerjakan bangunan rumah orang. Bahkan terkadang tidak sama sekali. Oleh karena itu, sejak kecil ia sudah terbiasa hidup susah hingga pernah tidak makan seharian. Ketika ayahnya tidak ada pemasukan, untuk menghibur ia beserta adiknya, ibunya selalu mengatakan "Besok jadwal kita puasa sunnah ya", sambil tersenyum menutupi kesedihannya.
Walau begitu, Ali sangat sayang kepada orangtuanya. Ayah Ali merupakan orang yang disiplin waktu,  tidak suka mengeluh, dan beliau selalu berpesan  agar anak-anaknya sholat tepat waktu. Sebab, walau sesusah apapun kita hidup di dunia, hadirkan Allah di setiap langkah, dengan izin-Nya kita akan merasa senang dan tenang menjalani hidup, begitu pesan beliau. Begitupun ibundanya Ali, orang yang selalu tegar, bersemangat, tegas, dan sangat menyayangi anak-anaknya.
Dunia tidak terbatas tapi tidak abadi juga. Saat berusia sembilan tahun, kakaknya Ali mengalami gangguan kejiwaan secara tiba-tiba. Ia menjadi anak autis kala itu, orang tua pastinya shoke terutama ibu. Setiap hari beliau menangis melihat kondisi anaknya semakin hari semakin parah kejiwaannya. Saat itu, mereka tidak mengenal yang namanya psikolog, dokter jiwa atau apapun sejenisnya. Mereka tinggal di kanpung pelosok Tanah Ketapang yang jauh dari pusat kota dan juga tidak memiliki uang yang cukup untuk berobat. Oleh karena itu, kakaknya hanya dirawat mandiri di rumah walau tidak efektif.
Tidak sampai di situ, saat umur sepuluh tahun, kakaknya Ali ditemukan bunuh diri di kamarnya. Pastinya sang ibu sudah histeris hingga tak sadarkan diri saat tahu anaknya dalam keadaan demikian. Setelah peristiwa tersebut sang ibu melamun dan sering bertengkar dengan ayah. Hingga saat ini pun Ali seringkali terbayang pertengkaran ayah dan ibunya, membuat ia sangat tertekan.
Selama berbulan-bulan ibu stres, tidak mau makan, bahkan tidak mau memejamkan mata untuk tidur. Mentari tenggelam disambut gelapnya malam. Pada akhirnya ibunya meninggal dunia karena stres yang berkepanjangan tersebut. Sungguh, dapat kalian bayangkan betapa sedihnya bocah sekecil Ali saat itu, inilah awal dari penderitaan yang ia alami. Semenjak itu, masa kecil Ali tidak seperti anak-anak pada umumnya. Tidak menghabiskan waktu untuk bermain dan bersenang-senang dengan teman, dari sinilah perjuangan hidup pun dimulai. Masa kecilnya dipenuhi rintangan dan perjuangan. Saat itu ayahmya juga stress dan anak-anaknya tidak diperdulikan. Kemana pun pergi tidak ada yang tahu.
Setelah beberapa tahun, ayahnya menikah lagi, otomatis ia harus memilki ibu tiri semasa kecilnya. Namanya juga ibu tiri, kasih sayangnya tidak akan sama dengan ibu kandung. Ditambah ibu tirinya memiliki dua orang anak yang sekaligus menjadi saudara tiri Ali. Sudah pasti hidup Ali penuh kecaman dan kesedihan karena ibu tirinya selalu memenangkan anak kandungnya, bahkan ayanya juga demikan. Kepada siapa ia harus berkeluh kesah. Ia hanya seorang bocah yang lemah kala tu. Tidak bisa memberontak apapun.
Merasa tidak tahan berlama-lama berada dalam rumah keji itu, saat berusia 13 tahunn Ali beserta dua adik laki-lakinya memutuskan untuk pergi dari rumah dan bekerja sendiri untuk memenuhi hidup sendiri. Terkecuali adik yang bungsu, sebab saat itu ia masih sangat kecil dan juga ia perempuan, tidak dibawa ke perantauan para kakaknya. Ali dan adiknya merantau tak tentu tujuan, tidak merantau ke kota yang sama pula. Walau masih kelihatan bocah, tapi semangat mereka tidak retak oleh keadaan.
            Asam dan manis hidup sudah Ali rasakan. Siapapun yang berela hati mengizinkan Ali tinggal di rumahnya, di situlah Ali tinggal. Maka tak heran ia memilki banyak keluarga angkat. Menumpang di rumah orang tidak senyaman tinggal di rumah sendiri, tidak bisa rebahan sepuasnya seperti kita anak milenial ini. Pagi-pagi sudah harus membantu tuan rumah, ikut membantunya bekerja, dan juga harus membagi uang hasil jerih payah kepada si pemilik rumah. Walau orang itu baik sekali pun, tetapi kita sebagai orang yang hanya menumpang pasti tau etika yang seharusnya. Ketika si pemilik rumah merasa keberatan untuk menanggung Ali karena kehadiran buah hatinya bertambah, maka mau tidak mau Ali harus pamit dan mencari orang tua angkat yang baru. Sungguh menyedihkan memang. Begitulah memang kisahnya. Pernah ia pergi ke pasar untuk mengumpulkan beras yang jatuh ke tanah, hasil tumpahan dari karung beras yang diangkut para kuli pasar. Nantinya ia cuci agar terpisah antara beras dengan tanah hingga dapat dimasak dan dimakan.
Walau begitu, Ali tetap berusaha untuk tetap bersekolah walau umurnya paling tua di kelas lantaran sering berhenti karena pindah tanah rantauan. Semangatnya untuk bersekolah sangat tinggi. Ia memiliki impian menjadi pekerja kantoran yang enjoy dalam ruangan dan berpenghasilan tetap. Walau harus membanting tulang dan membekukan air mata, ia memiliki satu impian, ingin membuktikan kepada ayah dan almarhum ibunya bahwa ia mampu membuat mereka bangga dan menjadi yang paling unggul di antara keluarganya.
            Ia menyelesaikan pendidikan dari SD, ST, hingga STM dengan biaya sendiri. Pergi ke mana pun untuk meminta pertolongan orang untuk bisa menumpangi dirinya yang sambil sekolah. Saat itu, surat menyurat pindah sekolah tidak serumit sekarang. Oleh sebab itu, di kota mana pun ia mendapatkankan orang tua angkat, maka disitulah ia bersekolah. Ia bekerja apa saja asal layak dikerjakan untuk membiayai kehidupan dan sekolahnya. Menjadi penjaga golf, tukang bangunan, kuli pabrik sudah dirasakan. Berbeda dengan adiknya, yang memilih bekerja untuk mencari makan saja tanpa memikirkan pendidikan. Saat itu pun alat komunikasi tidak seperti sekarang, jadi Ali pun tidak tahu keberadaan para adiknya di mana. 
            Ia juga berprestasi di bidang olahraga yaitu sepak bola dan pernah memenangkan beberapa lomba. Ia pernah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di ITP (Institut Teknologi Pontianak), tapi sayangnya hanya bertahan dua semester saja. Berhenti karena faktor biaya. Umur 26 tahun ia menikah. Awal menikah, Ali belum memiliki pekerjaan tetap. Ke sana kemari mencari pekerjaan. Pertama ia bekerja sebagai konsultan di PT. I.B.C, setelah perusahaan itu bangkrut ia bekerja sebagai tukang bangunan dan supir. Ketika anak pertamanya lahir, ia mendapat pekerjaan yang layak. Pada saat itu ia diterima sebagai satpam di Kantor Pengadilan Negeri Pontianak. Sambil menambah penghasilan ia juga menjadi tukang parkir pada satu di antara kantor saat off dari jadwal jaga. Berhenti dari satpam, Ali menjadi honnorer di Kantor LAPAN Pontianak, yaitu sebagai tukang tebas rumput.
Tiga tahun bekerja di sana ia diberi kesempatan untuk tes PNS di Bandung. Jikalau Tuhan berkehendak, rezeki tidak akan lari ke mana. Ali pun lolos tes PNS kala itu. Ia pun ditempatkan di Kantor LAPAN Pontianak. Pastinya ia beserta keluarga sangat senang. Walaupun bukan pegawai golongan tinggi, namun impiannya tercapai. Hingga saat ini  ia masih bekerja di sana, berkat izin tuhan seiring berjalannya waktu perlahan ia naik pangkat. Sudah sukses Ali tetap ingat dan masih menjaga silaturahmi mengunjungi para orang tua angkatnya yang sangat berjasa dalam hidupnya.
Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan, selalu ada tantangan yang harus dihadapi. Saat kesusahan menerpa, saat itulah Tuhan  mewariskan semangat, pantang menyerah, kerja keras, dan berani menjadi yang berbeda. Kunci utama yaitu kalahkan rasa takut. Bukan kekurangan finansial yang menjerumuskan pada kegagalan, justru alasan-alasan yang harus di hindarkan. Jangan Pernah takut membentuk cita-cita. Kita Bisa! Kita sangat Powerfull! Tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki tekad dan keberanian. Buatlah mimpi yang besar dan bergeraklah dari sekarang!!!
Itulah perjalanan hidup ayah saya sendiri. Semoga dapat dijadikan motivasi bagi kalian semua yang mungkin masih suka mengeluh dan merasa menyesal dilahirkan ke dunia. Beliau berasal dari keluarga yang tidak mampu namun dengan semangatnya ia mampu mewujudkan impian orang tuanya. Walaupun saat ia sukses orang tuanya sudah tidak ada namun setidaknya dapat mengangkat nama baik orang tuanya. Beliau ingin perjalanan hidupnya menjadi motivasi bagi orang lain. Jadi, hidup itu tidak langsung bahagia tanpa perjuangan dan doa. Walaupun seseorang sudah terlahir hidup di keluarga yang sukses, pasti ada perjuangan di dalamnya yang kita tidak tahu. Pada intinya, capai cita-citamu setinggi mungkin sampai engkau tidak bisa mencapainya. Kaya raya namun tak berilmu hanya pembodohan. Teruslah meraih pendidikanmu selagi masih ada waktu dan kesempatan!

Bermimpi adalah Hak setiap Orang - Juara 2 HUT IKMADIKSI


Juara 2 Cerita Inspiratif dalam Rangka HUT IKMADIKSI ke-6

Bermimpi adalah Hak setiap Orang
Jessica Anatashya, Administrasi Bisnis, D3 Administrasi Bisnis

Kita adalah kumpulan orang-orang yang senang bermimpi dan menghayalkan cita-cita yang tinggi. Namun, ada saja cara semesta untuk menjatuhkan kita, mencobai kita, mematahkan semangat kita juga membuat kita sekarat, meluluhlantakkan rencana kita serta menghancurkan jalan yang sudah kita bangun sejak lama. Apakah kamu tahu maksud semesta itu?. Semesta ingin kamu lebih sabar, lebih kuat, lebih tegar, lebih rendah hati, lebih bijaksana, lebih dewasa dan lebih berlapang dada. Ia ingin melihatmu menjadi yang paling berhasil karena kunci keberhasilan adalah dengan melawan emosional dalam diri kita sendiri, melawan rasa egois kita dan juga melawan hati kita yang meninggi.
Aku seorang gadis biasa yang mempunyai sebuah mimpi sederhana yaitu bisa bersuara dan mendengarkan suaraku sendiri. Iya. Aku seorang gadis yang baru tumbuh besar, aku seorang gadis yang hanya bisa berbicara dengan jari jemariku. Aku si Tunarungu. Karena sakitku saat kecil dan akibat orang tuaku yang tidak memiliki biaya untuk mengobatiku, aku tidak terobati hingga mengakibatkan fungsi telingaku berkurang bahkan menghilang yang menyebabkan aku tidak bisa berbicara dan mendengar.
Pernah dengar kata-kata orang? Pernah. Aku menggunakan alat pendengar yang diberikan oleh guruku saat aku kelas 2 SD. Aku sekolah di sekolah luar biasa, aku bersyukur karena sekolah itu dinamakan Sekolah Luar Biasa. Mengapa? Karena hanya di sanalah aku disebut Luar Biasa sedangkan di luar sana aku disebut Cacat. Aku pernah berpikir hidupku sangat tidak adil, aku pernah berpikir aku tidak layak hadir di semesta ini, aku pernah berpikir mengapa aku?. Aku sering marah kepada orang tuaku, aku sering marah kepada semesta bahkan dalam doaku, aku menangis dan menyalahkan Tuhanku. Tapi hal itu tidak terjadi lagi, Mengapa? Karena aku sudah menemukan jawaban dari semua pertanyaanku. Pertanyaan tentang mengapa aku harus lahir ke dunia ini, pertanyaan tentang kenapa harus aku yang cacat seperti ini dan pertanyaan dimana keadilan dari semesta untukku. Semua itu untuk memberikanku kesabaran dalam menghadapi diriku sendiri, semua itu diberikan kepadaku agar aku dapat mendengarkan diriku sendiri, semua itu terjadi padaku karena Semesta mencintaiku.
Setelah lulus dari SD Sekolah Luar Biasa, aku berusaha melanjutkan sekolahku ke sekolah anak-anak biasa. Aku ingin merasakan menjadi anak-anak biasa, bukan anak istimewa yang diistimewakan. Semuanya berjalan dengan lancar, hanya saja aku tidak mempunyai teman bahkan seorang pun tidak punya. Aku bisa mendengarkan mereka, tetapi mereka tidak bisa mendengarkanku. Tetapi tidak berhenti di sana, ada mimpiku yang masih ingin ku gapai. Saat masuk ke SMK, aku masuk ke salah satu jurusan teknologi. Aku ingin menciptakan sesuatu yang dapat membantuku untuk mendengar suaraku sendiri. Tetapi saat aku di kelas 3 SMK, aku bertemu seorang teman. Setelah sekian lama, aku memiliki 1 orang teman. Dia anak laki-laki yang sangat pendiam di kelas, bagaimana bisa aku berteman dengannya aku juga tidak tahu tapi dia benar-benar sangat baik. Ia mengajarkanku bahwa berbicara tidak harus dengan suara. Katanya, caraku menyampaikan pesan dengan tulisan juga sudah disebut suara.
Ia pernah bertanya apa mimpiku, aku hanya menjawab dengan tulisan “aku ingin bersuara dan ingin bisa mendengar suaraku sendiri” lalu mimik wajahnya berubah seketika. Tetapi, sejak hari itu Ia sering memberikanku lagu-lagu kak Isyana Saraswati dan lagu kak Raisa, lama kelamaan hal itu menjengkelkan. Seperti mengejekku secara tidak langsung. Bagaimana tidak, ketika mendengarkan lagu, aku selalu ingin bernyanyi dan hal itu membuatku sangat sedih karena bagaimana mau bernyanyi bahkan menyebutkan kata “Mama” saja aku tidak bisa. Tetapi karena dialah aku bisa bersuara dan juga sudah bisa mendengar suaraku sendiri. Jika kalian berpikir dia menyembuhkanku, kalian salah. Ia memberitahuku sesuatu, begini katanya, “Jika kamu sudah hafal lirik lagunya, kamu dengarkan saja lagu itu dan lakukan gerak bibirmu seperti lirik lagu yang dinyanyikan penyanyi itu, anggap saja itu suaramu”. Sejak hari itu, aku berpikir aku sudah berhasil bersuara dan mendengarkan suaraku sendiri, meskipun orang lain tidak mendengar suaraku setidaknya aku sudah mendengarnya sendiri walaupun sebenarnya itu bukan suaraku tetapi anggap saja begitu.
Pesanku, jika kamu berani bermimpi maka kamu harus memiliki hati yang kuat untuk menerima segala konsekuensi. Karena setiap jalan yang kamu pilih itu pasti ada cobaan yang harus kamu jalani.

Catatan Perjalanan Mencapai Mimpi- Juara 3 HUT IKMADIKSI


Juara 3 Cerita Inspiratif dalam Rangka HUT IKMADIKSI ke-6

Catatan Perjalanan Mencapai Mimpi

Defi Desiana Pardede

Jurusan Teknologi Pertanian

Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Di sebuah desa yang tak jauh dari kota terdapat sebuah keluarga yang sempurna, mereka memiliki segalanya, kedua orangtua romantis cukup membuat orang yang melihatnya iri, keempat anak yang memiliki wajah indah dan rupawan, prestasi yang selalu membanggakan dan memiliki teman-teman yang menyempurnakan kehidupan mereka. Setiap sore, selalu ada canda tawa dalam keluarga itu, tindakan-tindakan usil si bungsu yang menjahili kakak-kakaknya membuat sore hari terasa sempurna bagi mereka. Keluarga itu juga sangat ramah kepada orang-orang sekitarnya. Ya, jika dipikir-pikir keluarga seperti itu hanya ada di dunia fantasi, tetapi ternyata di dunia nyata ada yaitu, keluarga harmonis tersebut.

Semua berjalan seperti biasanya hingga si sulung menginjak kelas 2 SMA, seakan-akan dunia berputar 180°. Keluarga yang tadinya sempurna hancur seketika, ayahnya masuk penjara karena ditipu temannya sendiri, tidak ada lagi canda tawa dalam keluarga itu, tidak ada kehangatan orangtua, semuanya berubah. Demi mencukupi kehidupan keluarga malang itu, sang ibu harus rela menjual barang-barang dirumahnya satu per satu, tak cukup sampai disitu, keluarga itu akhirnya harus menjual rumah yang dulunya penuh kehangatan dan memilih mengontrak rumah yang dua kali lebih kecil dari rumah sebelumnya. Sang ibu pun harus bekerja serabutan agar keempat anaknya bisa melanjutkan pendidikan. Melihat keterpurukan keluarga itu, sanak saudaranya menyarankan agar si sulung melanjutkan pendidikannya dengan dibiayai mereka. Sang ibu berpikir mungkin itu jalan satu-satunya agar anaknya mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak, si sulung hanya bisa pasrah, ia juga tidak ingin menyusahkan ibunya dan ketiga adiknya. Akhirnya, si sulung berangkat ke tempat sanak saudara yang mau menampung dan membiayai hidupnya, semua tampak asing baginya, ia tak bisa tidur nyenyak dan terjaga ditengah malam dengan air mata yang menetes.

Keterpurukan keluarganya tidak membuat si sulung patah semangat, ia tidak peduli akan ejekan teman-teman nya, mencapai mimpinya dan kembali untuk membantu keluarga nya adalah motivasi hidup nya. Waktu terus berlalu, si sulung


akhirnya lulus dari SMA dengan nilai yang memuaskan. Usahanya selama ini tidak sia-sia walaupun ia tidak ada waktu untuk bermain dengan teman nya. Tiba saatnya pendaftaran Perguruan Tingggi, si sulung sangat ingin mengambil jurusan teknik informatika di salah satu universitas di Bandung, untuk mencapai mimpinya itu ia rela menghabiskan waktu bermain nya dengan mempelajari soal-soal, siang dan malam. Usahanya berhasil, ia sangat senang mengetahui nama nya ada dalam daftar calon mahasiswa baru yang lolos seleksi. Selain itu, ia juga mendapatkan beasiswa selama 6 semester dengan ketentuan yang berlaku tentunya. Si sulung memang mengambil program D3, melanjutkan atau tidak akan ia putuskan dengan melihat keadaan keluarga nya nanti.

Setelah 3 tahun berlalu, sang ayah akhirnya keluar dari penjara. Ia memutuskan untuk memulai kembali karirnya yang sempat runtuh. Dengan dukungan dari isteri, dan anak-anaknya, ia berhasil bangkit setelah mengalami jatuh bangun beberapa kali. Walaupun tidak dapat kembali seperti semula, mereka tetap bersyukur karena dapat berkumpul kembali. Waktu liburan akhir tahun, si sulung memutuskan untuk pulang dan bertemu keluarganya dengan uang yang telah lama ia tabung. Mereka dapat merasakan kehangatan itu kembali, mereka sadar kebahagiaan tidak selalu di dapat dari kemewahan. Di momen yang bahagia itu, mereka menceritakan berbagai cerita yang belum sempat mereka ceritakan. Suasana haru dan bahagia melengkapi kisah mereka di akhir tahun itu.