Jumat, 29 Mei 2020

Si Pejuang Tangguh Menggapai Masa Depan Cerah - Juara 1 HUT IKMADIKSI

Juara 1 Cerita Inspiratif dalam Rangka HUT IKMADIKSI ke-6


Si Pejuang Tangguh Menggapai Masa Depan Cerah
                                           Penulis     : Yesita Listary
                                          Jurusan     : Akuntansi
                                          Prodi        : Akuntansi Keuangan (D3)

Malam yang sunyi ditemani suara jangkrik yang mengerik dengan bahagia. Memandangi ribuan bintang di atas sana yang seakan melambai dan memberikan senyuman dengan kedipan semangat. Sejenak ia terdiam mengikuti bayang-bayang yang membawanya ke alam bawah sadar, mengingatkan kembali memori hidup yang penuh dengan perjuangan, harapan, cita-cita, dan impian besar yang selalu ia katakan kepada bintang di langit borneo.
Muhammad Ali, yang akrab dipanggil Ali. Lahir pada tanggal 10 November 1964. Ali adalah anak kedua dari lima bersaudara. Ali terlahir dari keluarga yang sederhana bahkan dapat dibilang serba kekurangan. Ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan yang serabutan. Mungkin dalam sebulan hanya tiga hingga lima kali mendapat panggilan mengerjakan bangunan rumah orang. Bahkan terkadang tidak sama sekali. Oleh karena itu, sejak kecil ia sudah terbiasa hidup susah hingga pernah tidak makan seharian. Ketika ayahnya tidak ada pemasukan, untuk menghibur ia beserta adiknya, ibunya selalu mengatakan "Besok jadwal kita puasa sunnah ya", sambil tersenyum menutupi kesedihannya.
Walau begitu, Ali sangat sayang kepada orangtuanya. Ayah Ali merupakan orang yang disiplin waktu,  tidak suka mengeluh, dan beliau selalu berpesan  agar anak-anaknya sholat tepat waktu. Sebab, walau sesusah apapun kita hidup di dunia, hadirkan Allah di setiap langkah, dengan izin-Nya kita akan merasa senang dan tenang menjalani hidup, begitu pesan beliau. Begitupun ibundanya Ali, orang yang selalu tegar, bersemangat, tegas, dan sangat menyayangi anak-anaknya.
Dunia tidak terbatas tapi tidak abadi juga. Saat berusia sembilan tahun, kakaknya Ali mengalami gangguan kejiwaan secara tiba-tiba. Ia menjadi anak autis kala itu, orang tua pastinya shoke terutama ibu. Setiap hari beliau menangis melihat kondisi anaknya semakin hari semakin parah kejiwaannya. Saat itu, mereka tidak mengenal yang namanya psikolog, dokter jiwa atau apapun sejenisnya. Mereka tinggal di kanpung pelosok Tanah Ketapang yang jauh dari pusat kota dan juga tidak memiliki uang yang cukup untuk berobat. Oleh karena itu, kakaknya hanya dirawat mandiri di rumah walau tidak efektif.
Tidak sampai di situ, saat umur sepuluh tahun, kakaknya Ali ditemukan bunuh diri di kamarnya. Pastinya sang ibu sudah histeris hingga tak sadarkan diri saat tahu anaknya dalam keadaan demikian. Setelah peristiwa tersebut sang ibu melamun dan sering bertengkar dengan ayah. Hingga saat ini pun Ali seringkali terbayang pertengkaran ayah dan ibunya, membuat ia sangat tertekan.
Selama berbulan-bulan ibu stres, tidak mau makan, bahkan tidak mau memejamkan mata untuk tidur. Mentari tenggelam disambut gelapnya malam. Pada akhirnya ibunya meninggal dunia karena stres yang berkepanjangan tersebut. Sungguh, dapat kalian bayangkan betapa sedihnya bocah sekecil Ali saat itu, inilah awal dari penderitaan yang ia alami. Semenjak itu, masa kecil Ali tidak seperti anak-anak pada umumnya. Tidak menghabiskan waktu untuk bermain dan bersenang-senang dengan teman, dari sinilah perjuangan hidup pun dimulai. Masa kecilnya dipenuhi rintangan dan perjuangan. Saat itu ayahmya juga stress dan anak-anaknya tidak diperdulikan. Kemana pun pergi tidak ada yang tahu.
Setelah beberapa tahun, ayahnya menikah lagi, otomatis ia harus memilki ibu tiri semasa kecilnya. Namanya juga ibu tiri, kasih sayangnya tidak akan sama dengan ibu kandung. Ditambah ibu tirinya memiliki dua orang anak yang sekaligus menjadi saudara tiri Ali. Sudah pasti hidup Ali penuh kecaman dan kesedihan karena ibu tirinya selalu memenangkan anak kandungnya, bahkan ayanya juga demikan. Kepada siapa ia harus berkeluh kesah. Ia hanya seorang bocah yang lemah kala tu. Tidak bisa memberontak apapun.
Merasa tidak tahan berlama-lama berada dalam rumah keji itu, saat berusia 13 tahunn Ali beserta dua adik laki-lakinya memutuskan untuk pergi dari rumah dan bekerja sendiri untuk memenuhi hidup sendiri. Terkecuali adik yang bungsu, sebab saat itu ia masih sangat kecil dan juga ia perempuan, tidak dibawa ke perantauan para kakaknya. Ali dan adiknya merantau tak tentu tujuan, tidak merantau ke kota yang sama pula. Walau masih kelihatan bocah, tapi semangat mereka tidak retak oleh keadaan.
            Asam dan manis hidup sudah Ali rasakan. Siapapun yang berela hati mengizinkan Ali tinggal di rumahnya, di situlah Ali tinggal. Maka tak heran ia memilki banyak keluarga angkat. Menumpang di rumah orang tidak senyaman tinggal di rumah sendiri, tidak bisa rebahan sepuasnya seperti kita anak milenial ini. Pagi-pagi sudah harus membantu tuan rumah, ikut membantunya bekerja, dan juga harus membagi uang hasil jerih payah kepada si pemilik rumah. Walau orang itu baik sekali pun, tetapi kita sebagai orang yang hanya menumpang pasti tau etika yang seharusnya. Ketika si pemilik rumah merasa keberatan untuk menanggung Ali karena kehadiran buah hatinya bertambah, maka mau tidak mau Ali harus pamit dan mencari orang tua angkat yang baru. Sungguh menyedihkan memang. Begitulah memang kisahnya. Pernah ia pergi ke pasar untuk mengumpulkan beras yang jatuh ke tanah, hasil tumpahan dari karung beras yang diangkut para kuli pasar. Nantinya ia cuci agar terpisah antara beras dengan tanah hingga dapat dimasak dan dimakan.
Walau begitu, Ali tetap berusaha untuk tetap bersekolah walau umurnya paling tua di kelas lantaran sering berhenti karena pindah tanah rantauan. Semangatnya untuk bersekolah sangat tinggi. Ia memiliki impian menjadi pekerja kantoran yang enjoy dalam ruangan dan berpenghasilan tetap. Walau harus membanting tulang dan membekukan air mata, ia memiliki satu impian, ingin membuktikan kepada ayah dan almarhum ibunya bahwa ia mampu membuat mereka bangga dan menjadi yang paling unggul di antara keluarganya.
            Ia menyelesaikan pendidikan dari SD, ST, hingga STM dengan biaya sendiri. Pergi ke mana pun untuk meminta pertolongan orang untuk bisa menumpangi dirinya yang sambil sekolah. Saat itu, surat menyurat pindah sekolah tidak serumit sekarang. Oleh sebab itu, di kota mana pun ia mendapatkankan orang tua angkat, maka disitulah ia bersekolah. Ia bekerja apa saja asal layak dikerjakan untuk membiayai kehidupan dan sekolahnya. Menjadi penjaga golf, tukang bangunan, kuli pabrik sudah dirasakan. Berbeda dengan adiknya, yang memilih bekerja untuk mencari makan saja tanpa memikirkan pendidikan. Saat itu pun alat komunikasi tidak seperti sekarang, jadi Ali pun tidak tahu keberadaan para adiknya di mana. 
            Ia juga berprestasi di bidang olahraga yaitu sepak bola dan pernah memenangkan beberapa lomba. Ia pernah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di ITP (Institut Teknologi Pontianak), tapi sayangnya hanya bertahan dua semester saja. Berhenti karena faktor biaya. Umur 26 tahun ia menikah. Awal menikah, Ali belum memiliki pekerjaan tetap. Ke sana kemari mencari pekerjaan. Pertama ia bekerja sebagai konsultan di PT. I.B.C, setelah perusahaan itu bangkrut ia bekerja sebagai tukang bangunan dan supir. Ketika anak pertamanya lahir, ia mendapat pekerjaan yang layak. Pada saat itu ia diterima sebagai satpam di Kantor Pengadilan Negeri Pontianak. Sambil menambah penghasilan ia juga menjadi tukang parkir pada satu di antara kantor saat off dari jadwal jaga. Berhenti dari satpam, Ali menjadi honnorer di Kantor LAPAN Pontianak, yaitu sebagai tukang tebas rumput.
Tiga tahun bekerja di sana ia diberi kesempatan untuk tes PNS di Bandung. Jikalau Tuhan berkehendak, rezeki tidak akan lari ke mana. Ali pun lolos tes PNS kala itu. Ia pun ditempatkan di Kantor LAPAN Pontianak. Pastinya ia beserta keluarga sangat senang. Walaupun bukan pegawai golongan tinggi, namun impiannya tercapai. Hingga saat ini  ia masih bekerja di sana, berkat izin tuhan seiring berjalannya waktu perlahan ia naik pangkat. Sudah sukses Ali tetap ingat dan masih menjaga silaturahmi mengunjungi para orang tua angkatnya yang sangat berjasa dalam hidupnya.
Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan, selalu ada tantangan yang harus dihadapi. Saat kesusahan menerpa, saat itulah Tuhan  mewariskan semangat, pantang menyerah, kerja keras, dan berani menjadi yang berbeda. Kunci utama yaitu kalahkan rasa takut. Bukan kekurangan finansial yang menjerumuskan pada kegagalan, justru alasan-alasan yang harus di hindarkan. Jangan Pernah takut membentuk cita-cita. Kita Bisa! Kita sangat Powerfull! Tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki tekad dan keberanian. Buatlah mimpi yang besar dan bergeraklah dari sekarang!!!
Itulah perjalanan hidup ayah saya sendiri. Semoga dapat dijadikan motivasi bagi kalian semua yang mungkin masih suka mengeluh dan merasa menyesal dilahirkan ke dunia. Beliau berasal dari keluarga yang tidak mampu namun dengan semangatnya ia mampu mewujudkan impian orang tuanya. Walaupun saat ia sukses orang tuanya sudah tidak ada namun setidaknya dapat mengangkat nama baik orang tuanya. Beliau ingin perjalanan hidupnya menjadi motivasi bagi orang lain. Jadi, hidup itu tidak langsung bahagia tanpa perjuangan dan doa. Walaupun seseorang sudah terlahir hidup di keluarga yang sukses, pasti ada perjuangan di dalamnya yang kita tidak tahu. Pada intinya, capai cita-citamu setinggi mungkin sampai engkau tidak bisa mencapainya. Kaya raya namun tak berilmu hanya pembodohan. Teruslah meraih pendidikanmu selagi masih ada waktu dan kesempatan!

Bermimpi adalah Hak setiap Orang - Juara 2 HUT IKMADIKSI


Juara 2 Cerita Inspiratif dalam Rangka HUT IKMADIKSI ke-6

Bermimpi adalah Hak setiap Orang
Jessica Anatashya, Administrasi Bisnis, D3 Administrasi Bisnis

Kita adalah kumpulan orang-orang yang senang bermimpi dan menghayalkan cita-cita yang tinggi. Namun, ada saja cara semesta untuk menjatuhkan kita, mencobai kita, mematahkan semangat kita juga membuat kita sekarat, meluluhlantakkan rencana kita serta menghancurkan jalan yang sudah kita bangun sejak lama. Apakah kamu tahu maksud semesta itu?. Semesta ingin kamu lebih sabar, lebih kuat, lebih tegar, lebih rendah hati, lebih bijaksana, lebih dewasa dan lebih berlapang dada. Ia ingin melihatmu menjadi yang paling berhasil karena kunci keberhasilan adalah dengan melawan emosional dalam diri kita sendiri, melawan rasa egois kita dan juga melawan hati kita yang meninggi.
Aku seorang gadis biasa yang mempunyai sebuah mimpi sederhana yaitu bisa bersuara dan mendengarkan suaraku sendiri. Iya. Aku seorang gadis yang baru tumbuh besar, aku seorang gadis yang hanya bisa berbicara dengan jari jemariku. Aku si Tunarungu. Karena sakitku saat kecil dan akibat orang tuaku yang tidak memiliki biaya untuk mengobatiku, aku tidak terobati hingga mengakibatkan fungsi telingaku berkurang bahkan menghilang yang menyebabkan aku tidak bisa berbicara dan mendengar.
Pernah dengar kata-kata orang? Pernah. Aku menggunakan alat pendengar yang diberikan oleh guruku saat aku kelas 2 SD. Aku sekolah di sekolah luar biasa, aku bersyukur karena sekolah itu dinamakan Sekolah Luar Biasa. Mengapa? Karena hanya di sanalah aku disebut Luar Biasa sedangkan di luar sana aku disebut Cacat. Aku pernah berpikir hidupku sangat tidak adil, aku pernah berpikir aku tidak layak hadir di semesta ini, aku pernah berpikir mengapa aku?. Aku sering marah kepada orang tuaku, aku sering marah kepada semesta bahkan dalam doaku, aku menangis dan menyalahkan Tuhanku. Tapi hal itu tidak terjadi lagi, Mengapa? Karena aku sudah menemukan jawaban dari semua pertanyaanku. Pertanyaan tentang mengapa aku harus lahir ke dunia ini, pertanyaan tentang kenapa harus aku yang cacat seperti ini dan pertanyaan dimana keadilan dari semesta untukku. Semua itu untuk memberikanku kesabaran dalam menghadapi diriku sendiri, semua itu diberikan kepadaku agar aku dapat mendengarkan diriku sendiri, semua itu terjadi padaku karena Semesta mencintaiku.
Setelah lulus dari SD Sekolah Luar Biasa, aku berusaha melanjutkan sekolahku ke sekolah anak-anak biasa. Aku ingin merasakan menjadi anak-anak biasa, bukan anak istimewa yang diistimewakan. Semuanya berjalan dengan lancar, hanya saja aku tidak mempunyai teman bahkan seorang pun tidak punya. Aku bisa mendengarkan mereka, tetapi mereka tidak bisa mendengarkanku. Tetapi tidak berhenti di sana, ada mimpiku yang masih ingin ku gapai. Saat masuk ke SMK, aku masuk ke salah satu jurusan teknologi. Aku ingin menciptakan sesuatu yang dapat membantuku untuk mendengar suaraku sendiri. Tetapi saat aku di kelas 3 SMK, aku bertemu seorang teman. Setelah sekian lama, aku memiliki 1 orang teman. Dia anak laki-laki yang sangat pendiam di kelas, bagaimana bisa aku berteman dengannya aku juga tidak tahu tapi dia benar-benar sangat baik. Ia mengajarkanku bahwa berbicara tidak harus dengan suara. Katanya, caraku menyampaikan pesan dengan tulisan juga sudah disebut suara.
Ia pernah bertanya apa mimpiku, aku hanya menjawab dengan tulisan “aku ingin bersuara dan ingin bisa mendengar suaraku sendiri” lalu mimik wajahnya berubah seketika. Tetapi, sejak hari itu Ia sering memberikanku lagu-lagu kak Isyana Saraswati dan lagu kak Raisa, lama kelamaan hal itu menjengkelkan. Seperti mengejekku secara tidak langsung. Bagaimana tidak, ketika mendengarkan lagu, aku selalu ingin bernyanyi dan hal itu membuatku sangat sedih karena bagaimana mau bernyanyi bahkan menyebutkan kata “Mama” saja aku tidak bisa. Tetapi karena dialah aku bisa bersuara dan juga sudah bisa mendengar suaraku sendiri. Jika kalian berpikir dia menyembuhkanku, kalian salah. Ia memberitahuku sesuatu, begini katanya, “Jika kamu sudah hafal lirik lagunya, kamu dengarkan saja lagu itu dan lakukan gerak bibirmu seperti lirik lagu yang dinyanyikan penyanyi itu, anggap saja itu suaramu”. Sejak hari itu, aku berpikir aku sudah berhasil bersuara dan mendengarkan suaraku sendiri, meskipun orang lain tidak mendengar suaraku setidaknya aku sudah mendengarnya sendiri walaupun sebenarnya itu bukan suaraku tetapi anggap saja begitu.
Pesanku, jika kamu berani bermimpi maka kamu harus memiliki hati yang kuat untuk menerima segala konsekuensi. Karena setiap jalan yang kamu pilih itu pasti ada cobaan yang harus kamu jalani.

Catatan Perjalanan Mencapai Mimpi- Juara 3 HUT IKMADIKSI


Juara 3 Cerita Inspiratif dalam Rangka HUT IKMADIKSI ke-6

Catatan Perjalanan Mencapai Mimpi

Defi Desiana Pardede

Jurusan Teknologi Pertanian

Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Di sebuah desa yang tak jauh dari kota terdapat sebuah keluarga yang sempurna, mereka memiliki segalanya, kedua orangtua romantis cukup membuat orang yang melihatnya iri, keempat anak yang memiliki wajah indah dan rupawan, prestasi yang selalu membanggakan dan memiliki teman-teman yang menyempurnakan kehidupan mereka. Setiap sore, selalu ada canda tawa dalam keluarga itu, tindakan-tindakan usil si bungsu yang menjahili kakak-kakaknya membuat sore hari terasa sempurna bagi mereka. Keluarga itu juga sangat ramah kepada orang-orang sekitarnya. Ya, jika dipikir-pikir keluarga seperti itu hanya ada di dunia fantasi, tetapi ternyata di dunia nyata ada yaitu, keluarga harmonis tersebut.

Semua berjalan seperti biasanya hingga si sulung menginjak kelas 2 SMA, seakan-akan dunia berputar 180°. Keluarga yang tadinya sempurna hancur seketika, ayahnya masuk penjara karena ditipu temannya sendiri, tidak ada lagi canda tawa dalam keluarga itu, tidak ada kehangatan orangtua, semuanya berubah. Demi mencukupi kehidupan keluarga malang itu, sang ibu harus rela menjual barang-barang dirumahnya satu per satu, tak cukup sampai disitu, keluarga itu akhirnya harus menjual rumah yang dulunya penuh kehangatan dan memilih mengontrak rumah yang dua kali lebih kecil dari rumah sebelumnya. Sang ibu pun harus bekerja serabutan agar keempat anaknya bisa melanjutkan pendidikan. Melihat keterpurukan keluarga itu, sanak saudaranya menyarankan agar si sulung melanjutkan pendidikannya dengan dibiayai mereka. Sang ibu berpikir mungkin itu jalan satu-satunya agar anaknya mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak, si sulung hanya bisa pasrah, ia juga tidak ingin menyusahkan ibunya dan ketiga adiknya. Akhirnya, si sulung berangkat ke tempat sanak saudara yang mau menampung dan membiayai hidupnya, semua tampak asing baginya, ia tak bisa tidur nyenyak dan terjaga ditengah malam dengan air mata yang menetes.

Keterpurukan keluarganya tidak membuat si sulung patah semangat, ia tidak peduli akan ejekan teman-teman nya, mencapai mimpinya dan kembali untuk membantu keluarga nya adalah motivasi hidup nya. Waktu terus berlalu, si sulung


akhirnya lulus dari SMA dengan nilai yang memuaskan. Usahanya selama ini tidak sia-sia walaupun ia tidak ada waktu untuk bermain dengan teman nya. Tiba saatnya pendaftaran Perguruan Tingggi, si sulung sangat ingin mengambil jurusan teknik informatika di salah satu universitas di Bandung, untuk mencapai mimpinya itu ia rela menghabiskan waktu bermain nya dengan mempelajari soal-soal, siang dan malam. Usahanya berhasil, ia sangat senang mengetahui nama nya ada dalam daftar calon mahasiswa baru yang lolos seleksi. Selain itu, ia juga mendapatkan beasiswa selama 6 semester dengan ketentuan yang berlaku tentunya. Si sulung memang mengambil program D3, melanjutkan atau tidak akan ia putuskan dengan melihat keadaan keluarga nya nanti.

Setelah 3 tahun berlalu, sang ayah akhirnya keluar dari penjara. Ia memutuskan untuk memulai kembali karirnya yang sempat runtuh. Dengan dukungan dari isteri, dan anak-anaknya, ia berhasil bangkit setelah mengalami jatuh bangun beberapa kali. Walaupun tidak dapat kembali seperti semula, mereka tetap bersyukur karena dapat berkumpul kembali. Waktu liburan akhir tahun, si sulung memutuskan untuk pulang dan bertemu keluarganya dengan uang yang telah lama ia tabung. Mereka dapat merasakan kehangatan itu kembali, mereka sadar kebahagiaan tidak selalu di dapat dari kemewahan. Di momen yang bahagia itu, mereka menceritakan berbagai cerita yang belum sempat mereka ceritakan. Suasana haru dan bahagia melengkapi kisah mereka di akhir tahun itu.

Jumat, 15 Mei 2020

Baksos Ormawa MPM X IKMADIKSI X KSR Unit Polnep


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam prestasi, salam penerus generasi
Ikmadiksi, merangkul dengan hati

       Baksos Ormawa MPM X IKMADIKSI X KSR Unit Polnep adalah salah satu kegiatan sosial gabungan yang di lakukan oleh beberapa organisasi kampus Politeknik Negeri Pontianak yaitu MPM, Ikmadiksi, dan Ksr Unit Polnep. Tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk membantu teman-teman kita yang masih menetap di Rusunawa Polnep (yang belum bisa pulkam) dikarenakan beberapa alasan salah satunya yaitu Covid-19 ini. Dengan demikian kami aktivis kampus sangat prihatin terhadap mereka karena dalam keadaan seperti ini belum bisa bersama keluarga masing-masing. Namun yg bisa kami bantu hanyalah membagikan perlengkapan untuk menjaga kesehatan mereka pada situasi dan kondisi saat ini yaitu berupa Madu, Vitamin C, Handsanitizer, Masker, Susu dan beberapa makanan sehat lainnya.


                              

Gambar 1. Pamflet Baksos 


         Para donatur pada kegiatan kami ini bukan hanya dari para anggota dan uang kas organisasi, namun juga dari hamba allah yang bersuka rela ikut membantu dana untuk mensukseskan kegiatan ini, Kamis, 14 Mei 2020.



 


Gambar 2. Dea, Royyan, Tholib, dan Yuda perwakilan dari Ikmadiksi


      Para perwakilan dari 3 Ormawa tersebut yaitu Lili, Silvi, dan Indiyeka perwakilan MPM. Dea, Royyan, Tholib, Yuda perwakilan dari Ikmadiksi. Serta Khairul, Sunardi, dan Rizal perwakilan dari KSR mulai bergerak untuk mempersiapkan semua yang akan di salurkan kepada teman-teman kampus kita yang masih berada di Rusunawa tadi. Mulai pukul 13.00 bersama-sama mempacking barang-barang yang akan di salurkan hingga pukul 3 sore selesai sholat Ashar kami bersama-sama berjalan kaki menuju Rusunawa Polnep. “ada beberapa kawan kita yang tidak memungkinkan untuk pulang kampung atau daerah yang tertutup karena covid-19, kami dari beberapa orang dari 3 organisasi mengadakan kegiatan ini guna meringankan beban mereka. Habis ashar kami ke rusunawa untuk melaporkan kepengurus rusun untuk melakukan kegiatan ini. Sampai disana pengurus rusun menghubungi nama-nama yang sudahdidata, ada 2 orang perwakilan cewek yang akan membagikan kawan-kawan rusun yang dibagian cewe dan beberapa cowok”  kata Royyan.



Gambar 3. Packing barang bantuan





             Gambar 4. menuju Rusunawa


      Tibanya kami disana kami bertemu dahulu pada penggurus Rusun tersebut  yaitu bang sumin. Lili, Dea dan Rizal sedikit berbincang bersama abang tersebut yakni menjelaskan maksud dan tujuan kami datang serta meminta perizinan apakah kami boleh membagikan bingkisan yang akan kami salurkan kepada teman-teman kita yang masih berada di Rusun. Setelah mendapat izin kami pun segera membagikan bingkisan tersebut dan berfoto bersama.




Gambar 5. Berbicara sama Pengurus Rusunawa


  ”Kegiatan ini sangat bagus, karena dimana kita melakukan kegiatan tali silaturahmi dari 3 organisasi yaitu KSR, MPM dan IKMADIKSI. Dalam bentuk kegiatan bakti social, kalo bisa kedepan atau berharap kami-kami dari KSR untuk bisa terus bekerja sama. Insya Allah kita kalo bisa melakukan agenda lain tuk kedepannya bersama, untuk agenda ini sudah baik hanya kurang massa” kata Khairul.




          Gambar 5. Sesi foto Bersama



“wah luarbiasa sekali.. dengan keadaan seperti ini tapi mereka masih perhatian kepada mahasiswa terkhusus mahasiswa rusun yg belum bisa pulang ke kampung. Saya selaku penerima sangat mengapresiasi kegiatan nya” Antonius selaku penerima bantuan.

      Semangat untuk kawan-kawan yang berada ditengah pendemi covid-19, mari kita berdoa bersama semoga pandemi ini cepat berakhir dan kita bisa menjalani kehidupan seperti biasa. Setiap kebaikan pasti akan mendapatkan balasan kebaikan pula.

Published by : Media dan Informasi IKMADIKSI POLNEP

Self Reminder For Mahasiswa Bidikmisi


Engkau Mahasiswa Bidikmisi

Hey kau mahasiswa Bidikmisi!
Yang slalu bertanya tentang hak mu
apakah kau sudah bertanya dengan dirimu?
apa yang sudah kau lakukan terhadap kewajibanmu?

Hey kau Mahasiswa Bidikmisi!
Yang perlu diingat
Beasiswa ini adalah amanah yang berat
Amanah berat yang diberikan dari rakyat
Jadi Gunakan lah beasiswa ini dengan sebaik-baiknya hingga membawa manfaat

Arti melakukan sebaik-baiknya yaitu yang memiliki rasa syukur
Seperti apa? Melakukan sesuatu diatas standar
Gunakan seoptimal mungkin hingga membuat pendidikan gempar
Hingga tiba masanya engkau akan terbang, bukan dilempar

Jangan gunakan beasiswa ini biasa-biasa saja
Jadi kalo anda menjadi mahasiswa bidikmisi, ingatlah ini sebuah amanah
Kesuksesan itu sudah ada didepan mata, hanya ada 2 pilihan tuk kita
Berdiam diri atau bergerak maju untuk menggapainya

Akhir yang baik tentu mempunyai awal yang baik
Kita diberikan pilihan, tuk jadi yang buruk atau yang baik?
Jika sudah memulai awal yang buruk maka hentikan lah, mulailah langkah yang baik
Terus bergerak berbuat kebaikan dan jangan bosan tuk  jadi orang baik

Semangat kawan-kawan untuk menggapai impian dimasa depan nanti
Berkontribusi untuk negeri ini
Salam prestasi, salam penerus generasi
Wahai mahasiswa bidikmisi

#SelfReminder

M. TOHIR