PERJALANAN MERAIH CITA BERSAMA IKMADIKSI
Setiap orang pasti ingin mempunyai cita-cita. Bahkan dimulai dari sebelum
memasuki dunia pendidikan, seseorang sudah mempunyai yang namanya cita-cita.
Hal ini bisa dibuktikan, saat anak-anak tersebut ditanya apa cita-citanya mereka pasti
menjawab ingin menjadi guru, dokter, polisi, dan lain sebagainya. Namun beberapa
dari mereka akan melupakan cita-citanya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor
diantaranya, lingkungan sekitar,faktor ekonomi,dan keluarga.
Lingkungan sekitar sangat berpengaruh karena berhubungan dengan aktivitas
sehari-hari yang akan mempengaruhi pola pikir setiap orang. Keadaan lingkungan
sekitar yang berbeda disetiap tempat akan mempengaruhi watak dan tingkah laku
seseorang. Teman pergaulan menjadi salah satu faktor yang paling utama, banyak
anak yang tidak melanjutkan pendidikannya karena lebih mengutamakan pertemanan
dari pada pendidikannya, baik teman yang lebih memilih bekerja dari pada sekolah
ataupun lebih memilih menikah diusia dini daripada melanjutkan pendidikan.
Sukmadinata (2007) lingkungan sekitar merupakan interaksi antar manusia yang
mempengaruhi karakteristik pribadi dan pergaulan antar orang-orang yang terlibat
dalam interaksi tersebut. Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa setiap interaksi
yang dilakukan akan sangat berpengaruh di masing-masing individu, sehingga setiap
pergaulan yang kita jumpai perlu dicerna kembali agar tidk mudah terpengaruh.
Dalyono (2008) juga mengemukakan, pengaruh yang dihasilkan oleh lingkungan
sekitar dapat dilihat secara langsung ataupun tidak langsung. Pengaruh secara
langsung dapat dilihat dalam pergaulan sehari-hari meliputi keluarga, teman,dan
masyarakat sekitar. Pengaruh yang tidak dapat dilihat secara langsung seperti
handphone, televisi, sosial media, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, pengaruh
lingkungan sekitar baik secara langsung atau tidak langsung juga sama-sama
memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Selain faktor lingkungan sekitar, terdapat juga faktor ekonomi yang
berpengaruh dalam menghambat untuk mencapai cita-cita. Faktor ekonomi menjadi
faktor penting bagi setiap orang yang sedang menempuh pendidikan. Kebutuhan akan
biaya ekonomi itu tersendiri harus tercukupi untuk melanjutkan pendidikan. Orang
tua yang memiliki ekonomi yang baik, akan memiliki fasilitas pendidikan cukup lebih
baik, sehingga seorang anak akan termotivasi untuk belajar. Tapi tidak semua orang
tua memiliki ekonomi yang baik, sehingga anak serba kekurangan dalam memenuhi
kebutuhan fasilitas pendidikan. Hal itulah yang menjadi penghambat dan kurang
termotivasi seseorang dalam mengejar cita-cita. Dalam hal ini, kondisi ekonomi
menjadi salah satu faktor penghambat pendidikan seorang anak. Menurut Jesi
Ratnasari (2013), kondisi ekonomi merupakan suatu kondisi seseorang yang
ditentukan oleh jenis pendapatan baik dalam skala besar atau kecil dan kemampuan
dalam memenuhi suatu kebutuhan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan besar
kecilnya pendapatan ekonomi di masyarakat, seperti banyaknya biaya pengeluaran
yang tidak sebanding dengan pendapatan sehari-hari. Widodo (1990) mengemukakan
pengeluaran sumber pendapatan lebih kecil dari pada sumber pengeluaran sehingga
pengeluaran yang dibutuhkan tidak sesuai dengan sumber pendapatan yang
didapatkan. Dengan melihat kondisi ekonomi orang tua yang masih dikatakan rendah,
orang tua mungkin harus lebih berusaha lagi untuk memberikan dorongan dan
motivasi kepada anak agar lebih termotivasi untuk menggapai impiannya.
Kedua orang tua harus ikut berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita
seorang anak. Orang tua merupakan sumber pendidikan paling utama bagi anak
mengarahkan anak pada dunia pendidikan. Orang tua sangat bertanggung jawab
dalam memotivasi dan membimbing anak agar mendapatkan pendidikan yang layak.
Berbicara tentang motivasi adalah suatu dorongan untuk mencapai tujuan atau
kesiapan individu yang mendorong suatu sikap dalam mencapai tujuan tertentu.
Motivasi-motivasi yang diberikan kepada seorang anak akan memberikan semangat
dan memberikan pemahaman kepada anak agar melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi.
Berbagai permasalahan yang dihadapi untuk mengejar cita-cita, tentulah tidak
menutup kemungkinan seseorang bisa meraih cita-citanya. Cita-cita itu sangat
penting karena cita-cita memberikan sebuah tujuan. Kurangnya perekonomian
keluarga sangat mempengaruhi anak-anak untuk melanjutkan cita-citanya, padahal
banyak sekali bantuan atupun program beasiswa yang didirikan oleh presiden
Indonesia ini untuk mewujudkan cita-cita anak muda, sehingga anak muda dapat
termotivasi untuk meraih cita-citanya. peran orang tua juga sangat penting dalam
mewujudkan cita-cita anaknya, tanpa dorongan dari orang tua anak-anak merasa tidak
dihargai dalam mencapai impiannya sehingga seorang anak mulai putus asa dan
berhenti untuk melanjutkan cita-citanya dalam sebuah pendidikan. Hal yang bisa
dilakukan untuk mengatasi rendahnya pendidikan yaitu dengan memberikan
kesadaran kepada setiap anak tentang betapa pentingnya pendidikan pada setiap
individu. Untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas yaitu mulailah dengan
melihat suatu hal yang menarik atau sesuai dengan minat dan bakat. Apabila cita-cita
tersebut menarik, maka setiap orang akan terus menjaganya dengan cara terus
memberikan asupan terkait hal-hal seru apa saja yang bisa dilakukan. Maka untuk
mencapai cita-cita tersebut, dengan cara belajar lebih banyak seperti mencari tahu
informasi dari internet, buku, dan hal-hal lain yang bisa menambah wawasan edukatif
kepada setiap anak. Perbanyak berinteraksi kepada orang-orang yang dapat
memberikan energi positif, agar dapat termotivasi dengan orang yang memiliki
pengetahuan lebih baik.
Published by : Bidang Media dan Informasi
Written by : Siti Herlena